A+ A A-

Menutup Pintu Masa Lalu

Aku melupakan apa yang telah dibelakangku
dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku
~Filipi 3:13~

Setelah bermain golf, negarawan Inggris David Lloyd George dan seorang sahabatnya berjalan melintasi lapangan. Dipinggir lapangan ada banyak sapi  yang sedang makan rumput. keduanya begitu asyik berbicara sehingga lupa menutup pintu pagar ketika meninggalkan lapangan yang sekaligus merupakan tempat  menggembalakan sapi itu. Untunglah Lloyd segera menyadari hal itu, lalu ia kembali untuk menutup pintu pagar. Jika pintu pagar dibiarkan terbuka, pastilah sapi-sapi itu akan berlarian keluar mengganggu masyarakat.

David Lloyd George menceritakan kepada temannya bahwa kejadian kecil tadi mengingatkannya akan seorang dokter, yang pada waktu akan meninggal ditanyai oleh pendetanya apakah ada yang ingin dikatakannya sebelum meninggal."Tidak," jawab dokter itu, "hanya saja selama hidup ini saya selalu menutup pintu di belakang saya." Melalui perkataannya itu ia ingin mengatakan  bahwa ia sudah belajar tentang rahasia membuang semua kegagalan dan kekecewaanya di masa lalu supaya tidak mengganggu  kebahagiaan dan kedamaiannya.

Sebagai orang Kristen, kita harus tahu rahasia itu. Bila kita berdosa kita dapat "menutup pintu" terhadap rasa bersalah yang menghimpit dengan mengakui dosa kita  dan meneriima pengampunan-Nya. Atau bila terjadi kesalah-pahaman dengan orang lain, kita tidak membiarkan itu mengganjal.  Sebaiknya kita mendatangi orang itu dan menyelesaikannya. Bila kita yang bersalah kita patut meminta maaf. Bila ia yang bersalah, kita patut memaafkannya dan melupakan kesalahannya.

Dalam memasuki minggu kerja di awal tahun ini , marilah kita "menutup pintu" terhadap segala kegagalan dan kekecewaan masa lalu, dan teruslah maju!

(Sumber: Renungan Harian Januari 2001){jcomments on}