- Ditulis oleh Samuel Glenn Voerman
- Dilihat: 12804
The Chronicles of Narnia, cerita yang melatih kepekaan kita akan TUHAN

The Chronicles of Narnia adalah sebuah seri novel fantasi karya C.S. Lewis yang terdiri dari tujuh buku dan ditujukan untuk anak-anak. Lebih dari 95 juta kopi telah terjual dalam 41 bahasa. Serial ini ditulis oleh Lewis pada tahun 1950 sampai 1956 dan mengandung unsur-unsur Kristen, mitologi Yunani dan Romawi, serta dongeng Inggris dan Irlandia. Buku-buku ini telah diadaptasi untuk radio, televisi, dan film. Ilustrasi di dalam buku dibuat oleh Pauline Baynes. Adaptasi terakhir dari buku ini adalah film dari Walt Disney Pictures dan Walden Media, yaitu The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe (2005), The Chronicles of Narnia: Prince Caspian (2008) dan The Chronicles of Narnia : The Voyage of The Dawn Trader (2010).
Clive Staples Lewis (lahir di Belfast, Irlandia, 29 November 1898 – meninggal 22 November 1963 pada umur 64 tahun), lebih dikenal sebagai C.S. Lewis, adalah seorang pengarang dan sarjana Irlandia, dilahirkan dalam sebuah keluarga Protestan di Belfast, meskipun sebagian besar hidupnya dilewati di Inggris. Lewis dikenal karena karyanya dalam sastra abad pertengahan dan untuk apologetika Kristennya serta fiksi, khususnya seri bukunya yang berjudul The Chronicles of Narnia. Dilahirkan dari pasangan Albert James Lewis dan Flora Augusta Hamilton Lewis. Ia mempunyai kakak laki-laki, Warren Hamilton Lewis (Warnie), yang tiga tahun lebih tua. Sewaktu kecil ia mengambil nama "Jack", semata-mata karena ia menyukai bunyinya. Sejak saat itu ia dikenal dengan nama kecil ini oleh teman-teman dekat dan anggota keluarganya. Ibunda Lewis meninggal pada 1908, dan ia dikirim ke sejumlah sekolah di Inggris. Sekitar tahun 1913 ia menjadi seorang Kristen yang biasa-biasa saja, yang biasa disebut sebagai Kristen KTP.
Sewaktu kecil, Lewis suka sekali akan "binatang yang berpakaian". Ia jatuh cinta pada cerita-cerita Beatrix Potter dan seringkali menulis cerita-cerita binatang dan membuat ilustrasinya. Ia dan kakaknya, Warnie, bersama-sama menciptakan dunia Boxen, yang dihuni dan dikelola oleh binatang. Lewis gemar membaca, dan karena rumah ayahnya penuh dengan buku-buku, ia merasa bahwa menemukan buku yang belum dibacanya sama mudahnya seperti menemukan sehelai rumput. Di masa kecilnya, ia juga sangat takut terhadap laba-laba dan serangga, sehingga binatang-binatang itu sering muncul dalam mimpi-mimpinya.
Di masa remajanya, ia kagum terhadap Richard Wagner dan lagu-lagu serta legenda-legenda Negeri Utara. Semuanya itu memperkuat kerinduan di dalam dirinya, hasrat yang mendalam yang belakangan disebutnya "suka cita".
Cerita dari serial ini berkisar pada petualangan manusia, atau disebut juga Putra Adam dan Putri Hawa, ke dalam sejarah dan alam Narnia. Di negeri tersebut, binatang dapat berbicara, sihir adalah hal yang lazim, dan kebaikan berperang melawan kejahatan
The Lion, The Witch and The Wardrobe
Dalam novel yang difilmkan dan beredar di Indonesia (2005) Kisah ini menggambarkan tentang kasih persaudaraan yang tidak dimiliki oleh Edmund Pevensie kepada adiknya Lucy Pevensie yang tanpa sengaja telah menemukan negeri Narnia, di sela-sela permainan petak umpet dengan Peter, Susan, Edmund ke tiga kakaknya. Kisah pengkhianatan Edmund yang akhirnya ditawan oleh Penyihir diibaratkan sebagai pengkhianatan umat manusia kepada Penciptanya. Sehingga butuh pengorbanan Aslan, yang menyerahkan dirinya untuk dibunuh agar dapat menebus Edmund dari kuasa Penyihir yang dilukiskan dan diperankan oleh wanita cantik. Seperti pengamatan teolog yang pernah dimuat di majalah G Fresh edisi tahun 2005. Pesan yang terkandung di dalam kisah ini adalah Karya Keselamatan Yesus Kristus yang diperankan dalam wujud Aslan, seekor Singa. Dipilihnya seekor Singa dianalisa sebagai bentuk karakter kepemimpinan Raja Rimba dan tidak dipilihnya sosok manusia adalah untuk menghindari pemujaan yang salah terhadap aktor/aktris yang memerankan.
The Voyage of The Dawn Trader
Kali ini berkisah tentang Edmund dan Lucy Pevensie, bersama dengan sepupu mereka, Eustace Scrubb – masuk kedalam lukisan ke sebuah kapal menuju ujung dunia Narnia yang sangat fantastis.
Kembali bergabung bersama teman-teman prajurit kerajaan Pangeran Caspian dan tikus Reepicheep, mereka menuju misi misterius ke Kepulauan Lone. Perjalanan penuh magis ini akan menguji hati dan semangat ketiganya menghadapi penyihir Dufflepuds, seorang pedagang budak yang jahat, raungan naga serta putri duyung yang memesona. Satu-satunya rute menuju Negara Aslan yang belum dipetakan - perjalanan akan takdir setiap awak kapal Dawn Treader - dapat menyelamatkan Narnia dan semua makhluk luar biasa di dalamnya dari nasib yang tak terduga
Seperti edisi pertama sebelumnya The Lion, The Witch and the Wardrobe film ini juga sarat makna teologis yang bisa kita pelajari. Tokoh Eustace Scrubb dilukiskan sebagai tokoh yang tidak percaya dengan keberadaan negeri Narnia, ikut terjebak masuk kedalam dunia Narnia itu. Dengan ketidak percayaannya Eustace mengambil bagian di setiap petualangan pimpinan Edmund dan Raja Caspian, dan secara tak sengaja mengacaukan strategy Caspian, sampai wujudnya berubah menjadi Naga, akibat kerakusannya terhapa harta karun, barulah Eustace yang berwujud Naga menjadi sangat berguna bagi seluruh awak kapal Dawn Trader. Kapal itu terjebak di Pulau Kegelapan yang dikonotasikan sebagai dunia masa kini penuh godaan dan cobaan. Kisah ini seperti menerjemahkan kita Wahyu kepada Yohanes kepada kita. CS Lewis dengan jitu menyelipkan pesan Alkitab seperti yang Singa Aslan ajarkan kepada Eustace yang merasa ingin melihat negeri di mana Aslan tinggal. Aslan seolah berkata bahwa Eustace harus belajar dan percaya akan kisah tentang Narnia dan Aslan, baru bisa masuk ke dalam Negera Aslan. Kisah ini seolah menceritakan kepada manusia masa kini tentang semakin kuat godaan Iblis berusaha mengalahkan orang percaya.
CS Lewis yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga Kristen Aglikan atau Episkopal di Amerika Serikat.dikenal karena karyanya dalam sastra abad pertengahan dan untuk apologetika Kristennya serta fiksi, khususnya seri bukunya yang berjudul The Chronicles of Narnia. Lewis sangat dihormati di kalangan Gereja Episkopal di Amerika Serikat.
Tidak ada referensi yang memuat tentang perubahan pandangan CS Lewis, hingga membuahkan karya seri The Chronicles of Narnia, namun yang pasti karya-karyanya telah melatih kepekaan kita sebagai orang percaya. (GV)