Di dunia yang penuh perubahan dan ketidakpastian, kita sering merasa seperti perahu kecil di tengah ombak besar. Ada hari-hari ketika badai kehidupan datang tanpa peringatan — sakit, kehilangan, kegagalan, atau kekecewaan. Namun, di tengah semua itu, ada tiga hal yang tetap kokoh seperti batu karang: kasih, iman, dan pengharapan di dalam Tuhan.
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.”
(1 Korintus 13:13)
Kasih-Nya tidak pernah berkurang. Tuhan mengasihi kita bukan karena kita sempurna, melainkan karena Dia sempurna. Kasih-Nya menyembuhkan hati yang terluka, mengangkat mereka yang jatuh, dan memberikan kekuatan untuk kembali melangkah. Saat dunia menutup pintu, kasih Tuhan membuka jalan yang tak pernah kita sangka.
“Kasih setia TUHAN tak berkesudahan, tak habis-habisnya rahmat-Nya; selalu baru tiap pagi, besar kesetiaan-Mu!”
(Ratapan 3:22–23)
Iman adalah pelita di jalan yang gelap. Iman bukan berarti kita mengerti semua rencana Tuhan, tetapi percaya bahwa Dia memegang kendali. Iman mengajarkan kita untuk tetap berjalan walau langkah terasa berat, untuk tetap bersyukur walau jawaban doa belum datang, dan untuk terus mengandalkan-Nya walau kita belum melihat ujungnya.
“Sebab hidup kami adalah karena percaya, bukan karena melihat.”
(2 Korintus 5:7)
Pengharapan adalah jangkar yang menjaga hati kita tetap teguh. Pengharapan di dalam Kristus bukan sekadar optimisme atau harapan kosong. Itu adalah keyakinan bahwa apa yang Tuhan janjikan akan digenapi. Bahkan ketika kita tidak tahu kapan dan bagaimana, kita percaya bahwa rencana-Nya selalu baik.
“Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita…”
(Ibrani 6:19a)
Di sini, di tengah komunitas yang dipersatukan oleh kasih Kristus, kita belajar untuk menguatkan iman satu sama lain. Kita bertumbuh bersama, saling menopang, dan saling mendoakan. Sebab kita tahu, iman bukan hanya urusan pribadi, tetapi perjalanan yang kita jalani bersama sebagai keluarga rohani.
Mari kita hidup dalam kasih yang nyata — kasih yang tidak hanya diucapkan, tetapi diwujudkan. Mari kita memelihara iman yang teguh, yang tidak goyah oleh keadaan. Dan mari kita menjaga pengharapan yang hidup, yang selalu mengingatkan kita bahwa Tuhan setia, kemarin, hari ini, dan selamanya.
Apapun musim hidup yang kita jalani — sukacita atau air mata, kelimpahan atau kekurangan — Tuhan selalu hadir. Dia memegang tangan kita, membisikkan kekuatan, dan menuntun langkah kita menuju rencana-Nya yang penuh damai sejahtera.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
(Yeremia 29:11)
Selamat datang di tempat di mana kasih Kristus mengalir, iman terus dikuatkan, dan pengharapan selalu hidup. Bersama-sama, kita akan melihat karya-Nya yang ajaib.