A+ A A-

  • Dilihat: 1707

Dimenangkan Oleh Kelakuan Istri Yang Saleh

MINGGU XV SESUDAH PENTAKOSTA
I Petrus 3: 1 - 4

tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. ayat 4

Tugas seorang isteri secara domestik ialah mengurus rumah tangga : membesarkan anak, menyiapkan hidangan makan, membereskan isi rumah dan memastikan semua kebutuhan anggota keluarga terpenuhi. Betapa besar dan beratnya tugas seorang isteri. Sebab dia mengerjakan beragam tugas demi kebaikan keluarganya. Walau demikian tugas itu belum cukup. Masih tersisa tugas yang penting yakni memenangkan suaminya bagi kemuliaan Allah, terlebih jika pasangan hidupnya bukan orang yang percaya dan mengasihi Tuhan Yesus.

Sikap toleran yang berlebihan menjadikan komitmen kepada Tuhan Yesus berkurang. Perkawinan berlangsung tidak lagi dengan yang seiman, malah dengan yang tidak seiman. Perempuan yang dalam situasi perkawinan beda agama, hendaknya mengambil sikap iman yang benar : menghormati suami, menjaga nama baik keluarga, selalu berdoa dan beribadah serta bertindak lemah lembut berdasarkan pertolongan Roh Kudus. Perilaku saleh dan baik itu dalam rangka memenangkan suami yang tidak seiman bagi Tuhan Yesus. Perempuan yang mengasihi suaminya adalah perempuan yang percaya dan berpengharapan pada janji-janji Allah sebagaimana Sara tunduk dan menghormati keputusan suaminya, Abraham (Kej.12:5). Sara tidak pernah mengambil keputusan tanpa sepengetahuan suaminya. Mereka saling berbicara dan sepakat atas segala tindakan yang mereka lakukan bersama. Mereka saling mengasihi sampai kematian memisahkan.

Perempuan yang bekerja dan memiliki penghasilan besar seringkali bertindak sesukanya tanpa perlu mendengar pendapat - pendapat suami. Mereka bertindak tidak lagi berpadanan dengan firman Allah sebab sangat mengagungkan kesetaraan gender dan pergaulan sosial. Para perempuan Kristen diperhadapkan pada tantangan serius. Jika mengikuti nilai-nilai dunia, maka perkawinan tidak lagi membawa kebahagiaan, malah luka batin dan rasa malu yang hebat. Dengan penuh kesadaran, suami dan isteri Kristen diajarkan saling mengasihi pasangannya dengan segala keberadaannya sampai hari ini.

S.G.R.S