A+ A A-

  • Dilihat: 4492

Integritas

Integritas dalam kamus berarti mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan. Arti lainnya adalah kejujuran. Integritas juga adalah kualitas seseorang yang memiliki konsistensi dalam penerapan kejujuran, kehandalan, dan kesetiaan (honesty, truthfulness, fathfulness)  yang menyatu dan nampak dalam tindakan atau usaha pencapaian tujuan tertentu dalam hidupnya.

Kita dapat melihat integritas dengan jelas dalam diri Daniel.   Ketika orang-orang muda disuruh untuk makan makanan raja, Daniel memilih untuk tidak menajiskan dirinya dengan makanan raja dan ia lebih memilih untuk makan sayuran dan minum air saja. Ketika raja menitahkan semua orang untuk menyembah patung raja, Daniel dan teman-temannya memilih untuk tidak tunduk dan tetap menyembah Allah. Daniel tetap berdoa kepada Allah sehari 3 kali.

Sebuah integritas adalah sebuah nilai yang dipelajari lewat proses. Bahkan didalam proses itu, akan sangat banyak tantangan dan resiko yang kemungkinan besar dapat menggagalkan niat kita dalam membangun integritas. Ketika Daniel tidak memilih untuk menyembah patung raja, dia bersama temannya dilemparkan dalam perapian yang menyala-nyala. Namun dia tetap memilih untuk itu. Mengacu pada kamus, integritas pada akhirnya akan memancarkan kewibawaan. Pada akhirnya, raja menilai bahwa Daniel dan temannya memiliki integritas yang tinggi. Oleh karena itu, raja malah menyuruh semua rakyat untuk menyembah Allah yang disembah oleh Daniel.

Penting untuk diingat bahwa integritas diri perlu diperjuangkan terus menerus seumur hidup. Sebab integritas diri bukan sesuatu yang sekali jadi dan dapat bertahan terus. Seseorang dapat memiliki suatu integritas dalam kurun waktu yang cukup lama, tetapi pada akhir hidupnya dia dapat berubah menjadi pribadi yang tidak memiliki integritas diri.  Dia tidak lagi mau menepati janji-janjinya. Perkataan dan perbuatannya tidak lagi selaras. Hal ini disebabkan karena integritas diri kita sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan berkualitasnya spiritualitas yang kita miliki. Padahal spiritualitas sebagai bagian yang paling inti juga perlu senantiasa dirawat, dilatih, dikoreksi, ditempa dan diproses dalam persekutuan kita dengan Allah.

Simaklah kisah berikut ini : Shiji, karya sejarah gemilang yang ditulis oleh sejarawan jaman kuno, Shi Maqian, merupakan salah satu contohnya, mempertegas peribahasa kuno:  “Integritas seseorang berbicara dengan sendirinya.”  Peribahasa ini berasal dari biografi Jenderal Li dalam Shiji. Tertulis, “Jenderal Li tidak pandai berbicara. Namun, setelah kematiannya, orang-orang di seluruh pelosok negeri berkabung baginya karena kesetiaan dan ketulusan hatinya pada orang lain”. Itulah, integritas seseorang berbicara dengan sendirinya.

Kata-kata ini merujuk pada Li Guang, seorang jenderal terkenal pada masa Dinasti Xihan. Terkenal bijaksana dan berani, Jenderal Li membuat jasa besar dalam mempertahankan negeri dari serangan-serangan musuh. Selain kemahirannya dalam seni perang, dia juga dikenal amat memperhatikan para prajuritnya. Suatu hari ketika menempuh perjalanan di musim dingin, Jenderal Li melihat seorang prajurit dengan kaki penuh luka, berjalan penuh kesukaran. Dia segera turun dari pelana kudanya dan meminta prajurit itu untuk menunggang kudanya sambil menghibur prajurit itu dengan lembut. Semua prajurit lain yang menyaksikan kejadian ini, merasa tersentuh. Ketika berhenti beristirahat, ditemukan bahwa cadangan makanan bagi pasukan amat terbatas. Jenderal Li memberikan jatah makanannya kepada prajurit yang terluka dan tidur dengan perut kosong malam itu.

Ketulusan dan perhatian demikian memenangkan kepercayaan dari para prajurit. Meskipun Jenderal Li tidak bicara tentang hal ini, para prajuritnya sangat terkesan, maka mereka bertempur dengan gagah berani melawan pasukan musuh. Ketika terdengar Jenderal Li telah wafat, bahkan banyak rakyat sipil yang menangis. Shi Maqian mencatat hal ini dalam Shiji dan memuji integritas Jenderal Li. Pribadi yang berintegritas pasti akan menjadi berkat bagi banyak orang sebab kehidupannya terbukti dapat menjadi contoh atau teladan, yang mana kata-katanya sangat dipercaya dan segala tingkah-lakunya tanpa cacat cela.

Integritas diri perlu terus-menerus ditanamkan sedalam-dalamnya dengan sikap kasih dan pengajaran firman Tuhan. Ini berarti prinsip integritas merupakan aspek yang utama dalam kehidupan umat percaya. Sebab sikap yang berintegritas akan menghasilkan keselarasan dan konsistensi terhadap seluruh aspek dalam kepribadian kita. Sehingga apabila dia tertimpa berbagai pergumulan yang berat, kesusahan dan penderitaan; dia tetap teguh dan setia. Jika demikian integritas kita akan teruji pada saat kita mengalami berbagai tekanan, persoalan, kegagalan, perasaan kecewa dan penderitaan.  Sehingga dengan integritas diri, kita dapat layak menyapa dan memanggil nama Tuhan dalam doa yang kita panjatkan kepada Tuhan kemudian kita dimampukan untuk melakukan apa yang dikehendaki Allah.