Logo

Kepemimpinan Kristen

Apa artinya menjadi pemimpin ?
Apa kriteria seorang pemimpin ?
Apa keistimewaan pemimpin Kristen ?
Sebelum menjawabnya marilah kita membaca cerita berikut dengan seksama dan mencoba menggali maknanya.

 

“Pembalasan Dendam Sang Macan Tutul”

Seeokor anak macan tutul tersesat dari rumahnya dan pergi ke tengah kawanan gajah. Orang tuanya pernah mengingatkannya tentang bahaya berada di sekitar kawanan gajah, tetapi anak macan tutul itu tidak mendengarkan. Kehadirannya di tengah kawanan gajah itu membuat para gajah lari berhamburan dan panik. Akibatnya anak macan tutul itu terinjak dan mati. Seekor hyena memberitahukan berita buruk itu kepada orang tuanya.
“Aku menemukan anak laki-laki kalian mati tergeletak di tengah padang.”
“Bagaimana bisa terjadi, siapa yang telah melakukannya?” Kedua orang tuanya sangat marah. “Beritahu aku siapa yang melakukannya, aku tidak bisa hidup tenang sebelum aku membalaskan dendam ini.”
“Kawanan gajah yang melakukannya.” Jawab hyena.
“Gajah?” Sejenak ayah ibu macan tutul terdiam. “Betul, gajah yang melakukannya?”
“Ya. Aku melihat bekas tapak kaki mereka.”
Sang macan tutul berjalan bolak-balik, mondar-mandir selama beberapa menit. Lalu tiba-tiba ia meraung marah. “Tidak, kamu salah. Bukan gajah yang melakukannya, tetapi kambing. Ya, sekawanan kambing itulah yang melakukannya. Mereka sudah membunuh anakku!!!”
Lalu dengan serta merta ia melompat menuruni bukit dan menyerang sekawanan kambing yang sedang merumput di lembah, dalam kemarahannya ia membunuh dengan ganas sebanyak yang dapat ia lakukan dalam pembalasan dendamnya.

“Tikus-tikus Yang Berani”

Seekor kucing tua punya kebiasaan menangkap semua tikus di gudang. Suatu hari ketika tikus-tikus itu bertemu untuk berbicara mengenai kerugian besar yang kucing itu lakukan terhadap mereka. Masing-masing mengemukakan rencana bagaimana caranya untuk menjauhkan kucing itu.
“Lakukan sebagaimana saya katakan,” kata seekor tikus tua yang besar dan berwarna kelabu dan dianggap sangat arif. ”Gantungkan genta pada leher si kucing. Kemudian, apabila kita mendengarnya berbunyi, kita akan tahu bahwa ia datang dan kita bisa ambil langkah seribu menjauhinya.”
“Bagus! Bagus!” kata semua tikus lain, dan seekor tikus lari untuk mengambil genta.
“Nah, yang mana di antara kalian yang akan menggantungkan genta ini pada leher si kucing?” kata tikus tua yang kelabu.
“Jangan aku! Jangan aku!” kata semua tikus bersamaan. Dan mereka ambil langkah seribu kembali ke liang mereka masing-masing..

“Alfred Dan Kue”

Alfred adalah salah seorang raja Inggris yang terkenal (di abad ke 9). Jaman pemerintahannya bukanlah jaman yang selalu menyenangkan. Pada suatu masa, tentara Raja Alfred tercerai berai oleh tentara Denmark yang ganas. Setiap orang harus menyelamatkan diri sendiri. Alfred sendiri lari menyelamatkan diri melalui hutan dan rawa. Hingga pada suatu waktu ia tiba di gubug milik seorang penebang kayu. Ia lelah dan lapar, maka ia mohon kepada istri penebang kayu itu untuk diberi makanan dan tempat untuk tidur.
“Masuklah,” katanya dengan iba. “Aku akan memberimu makan malam kalau kamu mau menjaga kue yang sedang aku panggang ini. Aku mau keluar untuk memerah susu sapi. Perhatikan dengan baik, dan jaga jangan sampai hangus sementara aku pergi.”
Alfred mengucapkan terima kasih dengan sopan dan duduk di dekat perapian. Akan tetapi ia tidak berkonsentrasi pada kue. Ia sibuk berpikir tentang tentaranya, strategi untuk mengusir musuh dan kerajaan, sehingga ia tidak tahu bahwa kue sudah hangus.
Ketika wanita itu kembali, semua kue sudah hangus dan gubug itu penuh asap. Penebang kayu bertanya kepada istrinya tentang apa yang terjadi. Istrinya menghardik Alfred dengan marah, “Kamu memang orang malas tidak berguna. Kamu mau makan tetapi tidak mau berusaha untuk mendapat makan! Nah sekarang kita semua tidak punya makan malam.” Alfred hanya menunduk malu. Ketika sang Penebang kayu mengenali bahwa Alfred adalah Raja, ia menegur istrinya, “Apakah kau tidak tahu siapa yang kau maki? Dia itu raja kita, pemimpin agung kita.”
Wanita itu mohon ampun dan tersungkur di kaki Alfred. Tetapi Raja Alfred yang arif itu berkata. “Anda benar telah memaki saya. Saya berjanji akan menjaga kue itu tetapi saya membiarkannya hangus. Saya patut menerima hardikan anda. Setiap orang yang menerima tugas, apakah kecil atau besar, harus melakukannya dengan baik. Saya telah gagal kali ini, tapi itu takkan terjadi lagi. Tugas saya sebagai raja telah menunggu saya.”

Bagaimana kita menghayati cerita di atas ?
Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari ketiga cerita di atas ?

Kesimpulan :

Kepemimpinan bukan sekedar berdiri di depan, memerintah, mengambil keputusan, mendapat keistimewaan atau kekuasaan atas orang lain.
Beberapa kualifikasi seorang pemimpin antara lain :

  1. Keberanian
  2. Kesetiaan
  3. Tanggung Jawab
  4. Komitmen
  5. Disiplin
  6. Konsisten

Dan masih banyak lagi

Keberanian adalah sikap yang muncul karena kita terbiasa membenci hal-hal yang buruk dan tetap bertahan pada kebiasaan itu. Tetapi keberanian tidak sama dengan tidak mengenal takut. Dalam hidup kita tidak bisa hanya mengandalkan keberanian, tetapi juga rasa takut. Ada perbedaan besar antara orang yang berani dan orang yang tidak mengenal takut. Orang yang berani akan memperhitungkan dengan cermat setiap resiko dan bahaya yang mungkin muncul sekaligus mengukur kemampuan yang dimiliki. Orang yang tidak mengenal takut adalah orang yang tidak menyadari bahaya dan tidak tahu batas kemampuannya, dan hal ini bukan hanya akan berakibat membahayakan dirinya tetapi juga orang yang bersama-sama dengannya. (bacalah :1 Sam 17 : 40 – 58; Markus 14 : 32 – 42; Lukas 22 : 39 – 46).

Kesetiaan adalah tanda kita terikat dalam kepatuhan dengan kelompok, lembaga atau apaun yang meminta keterlibatan kita. Untuk menjadi orang yang setia kita perlu menjadi peduli. Kesetiaan sejati akan tabah dalam memikul kesusahan, bertahan terhadap godaan dan tidak merunduk di bawah serangan. Kesetiaan sering memberikan kepada kita dilema dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam kesetiaan tidak pernah sulit tetapi pasti tidak menyenangkan. Tidak sulit karena ia tahu apa yang harus dipilih. Tidak menyenangkan karena ia juga tahu resiko yang akan diterimanya sebagai konsekuensi logis dari pilihannya. Kita tidak harus menyukai mereka yang kita beri kesetiaan kita. (bacalah : 2 Sam 1 : 17 – 27; Kis 9 : 1 – 22; Daniel 6).

Tanggung Jawab berarti wajib menanggung segala sesuatu. Memikul tanggung jawab adalah tanda kematangan, kedewasaan. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang dewasa yang mengendalikan diri mereka dan perilaku mereka, yang memiliki tindak tanduk mereka sendiri, dan bertanggung jawab atas perbuatannya dan memikul akibat perbuatannya. Bukan seperti kisah “Adam dan Hawa” (bacalah : Kejadian 3).

Bacalah juga kisah-kisah dalam Injil. Kisah Yesus misalnya, adakah Ia memiliki aspek seorang pemimpin yang baik? Lalu apakah Ia termasuk pemimpin yang berhasil atau gagal? Apa tanda-tanda seorang pemimpin  yang berhasil?

Berkaca dengan apa yang dialami Yesus, masihkah anda mau menjadi pemimpin (Kristen)?

 

Referensi :

  1. The Book of Virtue, William J. Bennet, Jilid 1 & 2
  2. Kompas Moral, William J. Bennet, jilid 1
  3. Kokology, Tadahiko Nagao & Isamu Saito
gpib-ekklesia.org | GPIB Jemaat Ekklesia - DKI Jakarta.